[Chapter 4] Teenager Love Story


 

Tittle        : Teenager Love Story

Author        : Ennyhutami

Lenght        : Chaptered

Cast        : Lee Taemin, Lee Ji Eun, Jo Kwangmin, and other cast

Rating        : General

Note        : Maaf bangeeet udah lebih dari sebulan gak negpost ini *bow* ada yang nungguin kah? Atau nggak ada yang inget ini?-_- yaudah selamat membaca aja ya~

 

© Ennyhutami fanfiction story

›››

 

Kubaca tulisan dari secarik kertas itu lagi dengan seksama.

Aku tunggu kau di taman di tengah kota sepulang sekolah. Ada yang ingin kubicarakan denganmu. Dan jangan beritahu siapapun. Lee Taemin.

Mau apa dia? Belum cukupkah surat yang membuatku tegang setengah mati tadi? Apa dia ingin mengerjaiku dengan tangannya sendiri secara rahasia? Aku memeluk diriku sendiri memikirkan apa yang akan dia lakukan. “Hh. Ini baru berapa hari. Kenapa harus seberat ini?” gumamku seraya mengunci kembali lokerku.

“Ji Eun!” kudengar seseorang memanggilku. Aku berbalik dan melihat No Minwoo menghampiriku dengan berlari kecil. Cepat-cepat aku menyembunyikan surat itu. “Dari mana saja kau? Aku mencarimu.”

Melihat Minwoo, aku jadi teringat ketika Jin Ri menangis ketika dia tahu Minwoo menyukaiku. “Ada apa mencariku?” tanyaku.

“Kudengar kau sakit.” Katanya. “Jadi aku menghawatirkanmu.”

Aku tersenyum simpul melihatnya peduli padaku. Tapi aku tak mau merusak persahabatanku dengannya ataupun Jin Ri. Jadi aku tak mau memberi harapan kosong padanya. “Kau lihat sendiri, bukan?” aku mundur beberapa langkah agar ia melihatku lebih jelas. “Aku baik-baik saja, Minwoo-ssi. Tak usah khawatirkan aku.”

“Berhentilah memanggilku seformal itu. Aku tak suka mendengarnya.” Sahutnya ketika aku menyebut namanya dengan formal.

Aku menatapnya heran lalu menunduk. “Mianhae, Minwoo-ah.” Aku merubah panggilanku padanya.

“Begitu lebih baik.” Ujarnya sambil tersenyum puas. Aku baru menyadari kenapa Jin Ri menyukai Minwoo, pastilah dia terikat dengan senyum ini dan cara dia memperlakukan temannya sendiri. “Bagaimana aku tak mengkhawatirkanmu, Ji Eun-ah? Kau punya masalah dengan Taemin Sunbae dan para pengikutnya! Aku sangat khawatir, kau tahu?”

Aku menghela nafas. “Berhentilah mengkhawatikanku, Minwoo-ah, dan cobalah kau lebih memperdulikan Jin Ri. Kau tahu bukan kalau dia menyukaimu?” kataku dengan tenang agar dia bisa mencerna apa yang sedang kubicarakan.

“Tapi aku menyukaimu.” Inilah yang membuat suatu persahabatan retak. Aku sangat benci kalau aku terjebak didalamnya. “Aku hanya menganggap Jin Ri sebatas teman tidak lebih.”

“Dan aku juga menganggapku teman, Minwoo, tidak lebih.” Selaku. Kulihat dia membelalakan matanya tanda ia terkejut. Lalu aku menambahkan, “Mianhae, Minwoo-ah, aku hanya tak mau kau mengaharapkan aku. Dan harusnya kau lebih memperdulikan perasaan Jin Ri, bagaimana jika dia mendengarmmu berkata seperti itu?”

“Kau juga tak memperdulikan perasaanku, Lee Ji Eun!” seru Minwoo marah. Aku terloncat kaget. Aku baru pertama kali melihatnya marah seperti ini.

Aku menunduk. “Maafkan aku.” Gumamku lirih.

“Lagipula Jin Ri menguping sedari tadi.” Aku menolehkan kepalaku menatapnya. Apa yang baru saja dia bilang? “Aku melihatnya berlari menjauh ketika aku bilang hanya menganggapnya teman.” Lanjutnya menjawab pertanyaanku yang tidak kusuarakan.

“Kau…” aku tak tahu harus menjawab apa. Pikiranku kacau. Pastilah Jin Ri sangat sedih mendengarnya terlebih lagi dia mendengar dari mulut namja yang ia sukai. “Kau tidak punya hati, No Minwoo!” seruku lalu pergi meninggalkannya. Kata itu mengalih begitu saja dari mulutku.

“Kau yang membuatku seperti ini!” kudengar Minwoo berteriak dibelakangku. Masa bodolah dengannya saat ini. Yang kupikirkan sekarang hanyalah Jin Ri. Dia mudah sekali menangis dan aku takut ia membenciku karena ini.

›››

 

Satu jam pelajaran setelah jam istirahatpun aku membolos untuk menenangkan Jin Ri. Aku tahu sekali apa yang dia rasakan walaupun aku tak pernah mengalami hal seperti ini—namja yang kusukai lebih menyukai sahabatku sendiri. Tapi aku ini juga yeoja yang memahami pikiran dan hatinya. Apalagi Jin Ri sangatlah perasa.

“Jin Ri-ya, aku minta maaf. Aku sudah bilang padanya kalau kau lah yang menyukainya bukan aku.” Kataku mencoba menenangkannya. Aigoo, aku tak tahu harus berbuat apa dalam situasi ini.

Jin Ri menghapus air matanya yang mengalir di wajahnya. “Baboya! Bukan kau yang salah Ji Eun-ah, kenapa harus minta maaf?” dia mencoba tersenyum sambil sesenggukan karena menangis.

Aku menggeleng. “Jelas saja ini salahku.” Bantahku. “Uljima, Jin Ri-ya, aku yakin diluar sana akan ada namja yang jauh lebih baik darimu.” Aku melanjutkan lalu memberi tissu yang selalu kubawa kemana-mana.

Jin Ri menerima tissu dariku dan menghapus sisa air matanya yang membasahi wajahnya. Lalu kulihat ia tersenyum dan mengangguk. “Mm, mulai sekarang aku akan melupakan namja yang bernama No Minwoo!” serunya.

Aku ikut tersenyum dan mengepalkan tanganku untuk menyemangatinya. “Fighting, Jin Ri-ya!” kulihat Jin Ri mengikuti gerakan tanganku.

›››

 

Aku benar-benar lelah.

Sepulang sekolah aku diminta Guru Shin untuk menemaninya menjaga perpustakaan. Jelas saja aku tak keberatan, toh hanya menemani saja. Tapi alih-alih menemaninya, ia justru memintaku—dengan rayuan seperti gadis lemah tak berdaya dari Guru berusia dua puluhan ini—membantunya membersihkan perpustakaan sekolah.

Dan hari ini bukan hari keberuntunganku. Kurasa tadi banyak siswa yang datang keperpustakaan sekedar untuk menghabiskan jam istirahatnya atau untuk belajar karena buku yang berserakan di meja-meja baca bertumpuk. Yang benar saja! Dan aku harus menata buku-buku itu dengan rapih hanya dibantu dengan Guru Shin. Merepotkan.

“Terima kasih sudah menemaniku, Lee Ji Eun.” Aku memutar bola mata sekilas dan menepuk kedua tanganku menghilangkan debu yang menempel pada telapak tanganku. “Kau boleh pulang sekarang.” Lanjutnya dengan senyum puas yang terhias diwajahnya.

Aku mengambil tasku dan membungkuk sedikit padanya. “Aku pulang. Annyeong, Songsanim.” Lalu aku melangkahkan kakiku dengan malas. Tanganku terasa pegal karena daritadi aku terus menaruh buku-buku itu dirak yang tinggi.

Kenapa hari ini begitu menyebalkan? Pertama tentang surat ancaman itu—yang kutahu dari Kwangmin Sunbae kalau itu hanya tipuan saja. Tahu tentang kebohongan itu, aku jadi bernafas lega. Setidaknya para murid yang terkenal sering mengerjai murid-murid lain dengan kejam itu tidak sungguhan mengancamku.

Lalu tentang Minwoo dan Jin Ri. Aku benar-benar merasa bersalah pada keduanya terutama Minwoo. Yah, memang sulit berada diposisiku sekarang. Aku tak tahu harus berbuat apa. Aku telah menganggap Minwoo sebagai teman terdekatku tapi dia justru menyukaiku dan jujur saja aku tak punya perasaan apapun padanya.

Belum lagi dengan Jin Ri yang diam-diam menyukai Minwoo…

“Lee Ji Eun!” aku berhenti ketika seseorang memanggilku darai balik punggungku. Siapa lagi ini?

Aku berbalik dan melihat Lee Taemin sedang berlari kecil menghampiriku. Mau apa lagi dia?

Dia berhenti tepat didepanku. Wajahnya menampakkan kalau ia sedang kesal. Aigoo, gawat. Apalagi yang akan ia lakukan padaku? Tuhan… lindungi aku dari orang ini. “Aku sudah menunggumu satu setengah jam! Kenapa kau tidak datang?!” tanyanya dengan suara yang mengerikan—itu menurutku.

Ah, aku lupa. Dia menungguku diatas sekolah sepulang sekolah. “Aku…” aku tak tahu harus menjawab apa. Yang jelas, kini dia mulai memajukan tubuhnya sedangkan aku mundur sampai punggungku membentur dinding. Apa yang akan dia lakukan?

“Kau harus menanggung perbuatanmu karena telah membuatku menunggu.”

TBC

13 Comments Add yours

  1. fariha berkata:

    pendeeekk bgt thoor…penasarannn..

    jaangan lama2 lanjuutannya.#pemaksaan.

    1. ennyhutami berkata:

      Miaan._. Lagi gaada ide ituuuuu. Secepetnya author lanjutin kok^^ makasih udah baca + ninggalin komen:D

  2. chanji yoo berkata:

    yah.. Kok dikit bgt cingu.. Padahal udh penasaran tingkat melepuh ini. Hehehe *lebay*
    Cpt next yah cingu.. Fighting ! ^^

    1. ennyhutami berkata:

      Itu udah ngestuck disitu-_- ne, doain aja biar cepet kelar ya^^ makasih

  3. Nadi berkata:

    Next chapt chingu
    lanjutannya jgn lama2 yaa hehe
    #pemaksaan 😛

    1. ennyhutami berkata:

      Ne~ tapi agak lama ya, ide authornya lagi mentook bgt buat ujian essay-_- makasih udah baca^^

  4. chacha VIP berkata:

    cingu kapan FF ini lanjut? Penasaran tingkat melepuh nih.. Hahahah 🙂

    1. ennyhutami berkata:

      Gatau nih chigu, aku usahain secepetnya kok^^ maaf ya lama banget lanjutnya

  5. park leeonni berkata:

    thor … cepet di lanjutin .. gk sabaran nie …..

    1. ennyhutami berkata:

      aduh maaf bangeeeet, ini lagi di lanjutin kok tapi masih setengah. chapter 5nya pun belom kelar-_- tugas banyak+gaada ide. miaaaan

  6. Umi berkata:

    Hah tambah penasaran-.-lanjut ahh..

  7. iea berkata:

    minwo knp tega bgt sama jinri kn kasian dia..tp untung jieun g suka sama minwoo..hehe..makin seru..

Tinggalkan Balasan ke ennyhutami Batalkan balasan